Antara
Pelaksanaan "Earth Hour" pada Sabtu (27/3) malam, dengan mematikan lampu selama satu jam, menghemat konsumsi listrik sebesar 811 Megawatt di Jawa Bali.
"Info terbaru dari PLN, berhasil dihemat konsumsi listrik sebesar 811 Megawatt. Sedangkan khusus di Jakarta berhasil dihemat 150 Megawatt," kata Direktur Program Iklim dan Energi WWF-Indonesia Fitrian Ardiansyah yang dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan pelaksanaan kegiatan serupa pada 2009 yang menghemat 150 Megawatt listrik untuk Jawa Bali dan 80 Megawatt untuk daerah Jakarta.
"Ini membuktikan bahwa makin banyak orang yang mengikuti `Earth Hour. Kita mendapatkan laporan banyak komunitas dan perumahan seperti di BSD dan Bintaro yang antusias mengikuti `Earth Hour`," lanjut Fitrian.
Tetapi dia belum bisa memastikan jumlah gedung dan perkantoran di Segitiga Emas, sepanjang Sudirman, Thamrin, dan Gatot Soebroto yang berpartisipasi pada "Earth Hour" 2010.
"Kita masih menghitung jumlanhya. Ada beberapa gedung yang tahun kemarin ikut, tetapi tahun ini tidak berpartisipasi. Tetapi lebih banyak lagi gedung yang tahun ini ikut," lanjutnya.
WWF-Indonesia menyatakan jika 10 persen penduduk Jakarta mendukung "Earth Hour" maka bisa hemat listrik 300 Megawatt, bisa mematikan satu pembangkit listrik, hemat 267 ton karbondioksida, dan hemat lebih dari 267 pohon, dan oksigen untuk lebih dari 535 orang, serta menghemat hingga Rp 200 juta.
Sedangkan distribusi listik di Jakarta dan Tangerang, terdiri dari rumah tangga sebanyak 33 persen, bisnis/perkantoran/gedung komersial sebanyak 30 persen, gedung pemerintahan tiga persen dan fasilitas umum serta sektor sosial sebanyak empat persen.
Sebagai bentuk partisipasi "Earth Hour" 2010, Pemda DKI Jakarta memadamkan lampu di lima ikon kota, yaitu Bundaran HI dan air mancurnya, Monas dan air mancur menarinya, Gedung Balai Kota, Patung Pemuda dan Air Mancur Patung Arjuna Wiwaha (depan gedung Depbudpar).
0 komentar:
Posting Komentar